Tiap berangkat dan pulang kerja, gua selalu bertemu dengan sosok polisi. Kebanyakan polantas, yang sangat amat penting andilnya. Ari gini, angka para pengendara baik motor maupun mobil meningkat terus. Dan, salah satu tugas polantas adalah mengatur lalu lintas agar berjalan tertib. Karena, biar bagaimanapun, mental masyarakat kita, masih belum sadar diri dan disiplin. Mereka masih mikirin "bodo amat, emang gua pikirin, yang penting gua duluan..." kalo dijalan. Sebenarnya, masih banyak tipikal pengendara2 brengsek di jalan. Gua gak akan bahas itu sekarang. Karena, sekarang saatnya gua, menceritakan kisah polantas yang baik hati dan benar2 pada tempatnya. Karena, biar gimanapun mereka juga manusia. Pekerjaan mereka sungguh mulia dan akan lebih mulia apabila dibarengi sikap profesional,ikhlas,jujur dan responsible.
Suatu pagi, saya memperhatikan seorang polantas dan timnya dengan sigap mengatur lalu lintas yang ngujubileh padetnya. Ditengah2 pegawai yang takut telat,bos bos yang sok sibuk ketemu klien dan meeting, SPG yang takut di potong gajinya karna masih baru kerja, anak sekolahan yang juga takut telat, belon ngerjain peer pula, pedagang yang takut kesiangan dan gak bisa belanja atau jualan, delivery man yang berhadapan dengan konsekwensi diomeli pelanggan dsb. Gua sendiri sat itu pun dalam kondisi telat, untungnya, saya memiliki manager yang ngerti dan juga suka telat, so, its not abig deal asal jangan kebiasaan aja. Polantas pun penuh dengan keringat dan agak wajar sedikit emosi karena parahnya situasi. Walau begitu, saya melihat betapa mereka menjalankan tugasnya dengan sungguh-sungguh.
Gua bukanlah bagian dari instansi kepolisian, atau punya sodara yang kerja disana, singkatnya, gua ga ada hubungan langsung sama mereka (red:polantas dan jajarannya). Gua juga pernah jadi korban tilang dan arogansi segelintir oknum polantas yang matre. Betapa lekatnya citra perut gendut mereka dengan uang hasil tilang atau pungutan lainya. Tapi, gua sadar pada saat itu, gua salah dan gua mengakuinya. In case, gua benar maka gua juga gak akan tinggal diam dan protes. Kita ini sudah dewasa dan berkaca ajalah, betapa pemikiran sempit plus problematika keseharian kita yang complicated berpengaruh terhadap emosi. Makanya, sebisa mungkin gua bersikap profesional. Gak perlu terlalu Strict.
Akhir kata, gua mo bilang thanks a lot to polantas yang mungkin gua ngeliat atau gua gak ngeliat , tapi mereka bekerja dengan sepenuh hati. Terakhir, gua ngeliat seorang polantas yang baru saja duduk akibat lelah dari pagi tapi bangkit lagi saat kondisi jalan mulai padat. Apa kita mikir mereka juga bisa sakit, punya masalah keluarga, atau setidaknya lelah dan pusing menghadapai panas aspal dan debu jalanan yang menggila? Makanya, kita gak akan bisa ngerti GIMANA sesorang sebelum kita mengalami APA yang mereka jalani. Dan, ini bukanlah ajakan untuk mendewakan polantas. Gua cuma mau, hargailah mereka yang siang malam, panas dingin berada di lapangan. Terlepas dari ulah segelintir oknum yang pasti punya nama.
Pesan gua, Policeman, Bila anda mengetahui betapa pekerjaan anda itu membanggakan. Maka, anda pasti takut untuk mengecewakan kami yang selalu membutuhkan kehadiran anda.
No comments:
Post a Comment