IN BRIGHTEST DAY IN BLACKEST NIGHT NO EVIL SHALL ESCAPE MY SIGHT LET THOSE WHO WORSHIP EVIL'S MIGHT BEWARE MY POWER GREEN LANTERN'S LIGHT

Monday, 13 December 2010

Mau di bawa kemana?

Deh, gua ngerasa makin lama makin hidup di indonesia ini makin bikin gua jadi stres. Awalnya udah stres, makin stres. Sebagai orang yang optimis, easy going, dan pembelajar, bahkan sedikit religius (ehm,ehm...) gua tadinya merasa everything is gonna be okay. Tapiiiiii!!!!!!!! Emang bener kata gua, semakin modern suatu peradaban semakin menjadi bumerang bagi para manusianya. Jadi inget sama film i-robot, atau film2 bertemakan future, atau film hollywood, bollywood, atau sinetron picisan Indonesia, yah, gitu deh. Hidup dalam tekanan. Gaya hidup yang rentan stres. Gaya hidup yang serba instan. Dan, semua hal hal yang menjanjikan kesemuan atau kepalsuan. Sayangnya, pesan moral dalam film ternyata salah di tangkap. Mereka malah menangkap sesuatu yang keren itu tersembunyi di balik fashion, atau gadget, atau kata kata vulgar dan kotor. Bahkan, sex, bukanlah lagi privasi yang terhormat tapi lebih menjijikan dan menjadi ajang : hohohoho, saya lebih baik mati, daripada masih menjadi perjaka saat lulus SMU!

Pertanyaannya, apa yang bisa gua lakukan, padahal, di luaran banyak oknum,ormas,yayasan,lembaga, atau apalah berjuang mati matian demi sebuah kebenaran tapi malah di anggap munafik. Sok suci. Malah di sepelekan. Hanya sebatas isu, dan that's it...selesai!

Gini, gak ada masalah kalo kita ini mampu mengontrol diri kita sendiri. Contoh : Gak ada masalah kalo Jupe ngasih kondom gratis saat promo album terbarunya. Yang jadi masalah, kitanya ini, mampu gak mengendalikan semua hal yang negatif itu supaya tidak menjadi satu tindakan, dan menjadi kebiasaan lalu jadi karakter yang destruktif. Dan, tentu aja jawabannya :NO!. Kita masih di bawah kendali syaitonirojim!

Gua pribadi seorang perokok, gua sadar bahaya merokok, gua juga sadar betapa merokok tidak akan ada gunanya sama sekali, dan kalo lu pikir dengan merokok lu akan keliatan keren, lu salah besar. Karena, rokok sendiri ada kelasnya. Dan, untungnya gua gak pedulli itu semua. Gua hanya berpikir. Gua merokok, itu adalah hak gua, dan harus di imbangi dengan tanggung jawab gua, secara holistik tentunya.

Gua mulai ngerokok saat udah yakin gua bisa beli rokok sendiri, tanpa perlu melakukan tindakan kriminal. In case, gua mulai ngerokok saat gua udah kerja. Kedua, gua tau ngerokok itu gak ada pengaruh apa apa, kecuali efek nikotin sebagai penenang sesaat, sama seperti kafein pada kopi yang efeknya hanya sesaat, makanya gua membatasi penggunaan rokok. Syukur2 malah berkurang. Ketiga, gua pastikan tidak ada yang merasa terganggu saat gua ngerokok. Baik dari asap, abu rokok atau puntungnya. Atau, ocehan warung langganan yang bilang : Yang kemaren kapan di bayar!?". See? Keempat, gua selalu membaca label peringatan dalam kemasannya. Hari gini impoten kan gak lucu! Kelima, gua paham bahwa pemerintah dengan segala kebijakannya menerapkan aturan, dan sebagai warga negara Indonesia yang baik gua mendukung wacana ayat tembakau. Hanya saja, tolong pikirkan nasib para buruh tembakau yang menggantungkan nasibnya pada Perusahaan rokok. Dilema??? Tentu, dan inilah tantangannya. Asal tau aja, ada baiknya kalo Rokok memang di batasi tapi tidak di bumi hanguskan. Buatlah peraturan yang bijaksana. 

Itulah kita, mengaku pintar dan berbudaya, dengan gelar ini itu, tapi bobrok secara mental, hidup tidaklah mudah, tidak juga selalu sulit. Singkirkan mentalitas kepiting, dan budayakan win-win solution. Kalo udah kayak gitu, seberat apapun masalah Insya Allah akan rebes...

Nah, mau di bawa kemana bangsa ini? Gua mulai dengan simpel aja. Gua mulai dari diri gua, temen2 gua, keluarga gua, untuk melakukan tindakan kecil yang berdampak besar 5,7, atau 15 tahun ke depan. Lanjutnya, gua punya pertanyaan yang agak retoris.
Kenapa kita selalu berada dalam era hitam, putih dan abu abu padahal hidup punya banyak warna. Kenapa tidak bertemu di sebuah kanvas dan menjadikannya karya yang indah dan layak di bingkai. Kenapa kita selalu mencari jauh padahal yang perlu kita benahi adalah diri kita sendiri. Renungkanlah...

No comments:

Post a Comment