![]() |
twicsy.com |
Gol memang membuat seorang soccer player bangga, di puji, dan mendapatkan pengakuan. Euforia monumental. Ya, dia sukses sebagai pemain bola, tapi sebagai manusia? Ya, kurang lebih sama aja, ikuti aturan main, dan elo mau sukses sendiri dan selfish, atau elo mau sukses bareng dengan win win solution minded. Its all up to you! Kalo, bagi gw bersyukur itu jauh lebih penting dari sukses itu sendiri. Kalo bagi gw loh ya. Kalo loe gak bagi bagi gw, gw ngamuk garuk dinding nih. Hening,,,,,,,
Lupakan kata Meja, it's all about money, adagium banyak orang sukses berarti kaya. Gak hidup susye. Ada benarnya juga. Saya pernah membaca artikel di sebuah majalah, kebetulan nara sumbernya si Shanty, eks VJ MTV yang menganggap passionnya di dunia tarik tambang, eh, suara. Hal yang di garis bawahi dan perlu, adalah Dunia ini sekarang adalah Green Atmosphere...HOHOho...jangan seneng dulu lah. Gak, ini bukan isu tentang suksesnya gerakan Go Green (but, i wish it could be true). Tapi, suksesnya, Uang (dolar = ijo=mata duitan), menjadi puncak dari gunung es permasalahan yang ada di dunia ini.
Dan Shanty, mengalaminya, di sebuah Plaza di bilangan Jakarta Selatan, yang kala itu di underestimate hanya gara2 jeans belel yang di pakainya. Bullshit, inner beauty, dan kalo ada artis/orang yang bilang seksi itu smart dll. Tai kucinglah itu semua. Ada memang beberapa yang concern dengan otak mereka dan benar2 menganggap "pendidikan" itu harus di kejar. Selebihnya, go to sea aja.
So, apa hubungannya semua tadi sama gua eh saya. Jelas ada, karena saya bagian dari komunitas "sialan" itu. Whoaaa....now, i am an actor??? (rolling eyes). Gak banyak korelasinya tapi, gua bener 2 sejalan dengan prinsip yang gua ehm saya maksudnya, yang di tanamkan di mind and soul saya.(Pohon kali ya). Kalo saya agak ngaco kaya ngomong campur2 ya emang itu gaya saya, ini baru 2 bahasa, belom 8 bahasa.
Tekad saya yang kuat, untuk merawat ke tiga anak2 saya sampai besar, dan mengantarkan mereka pada sebuah era di mana moral dan nilai nilai yang ada tidak sekedar CASH dan INSTANT. Awal yang indah, adalah tekad saya yang berbuah optimisme saat memutuskan untuk merawat Aya, anak bungsu saya, sendiri adalah sebuah tantangan besar. Saya harus memikirkan matang2 bagaimana untuk menjaga semuanya on the right trax. Dan, tidak hanya Aya, ke 2 kakaknya juga butuh keseriusan dan perhatian saya.
Sempat terfikir untuk memberikan si kecil ke orang lain, saudara, atau siapa saja. Tapi, saya, merasa, tanggung jawab saya harus di emban. Susah dan senang akan saya lalui dengan tetes darah terakhir. Dan, itu saya jadikan motivasi agar saya selalu menjadi lebih "hidup" di kehidupan mendatang. Tidak hanya dari materi tapi juga moril.
No comments:
Post a Comment