"Pengamat memiliki pekerjaan mengamati, bukan melaksanakan. Untuk itu, keberadaan pengamat, sering di salah artikan sebagai gerakan NATO ( No Action Talk Only )."
Gw bukannya membela para pengamat dan praktisi lain yang bisanya hanya cuap cuap dan sering di kira tukang obat. Tapi, gw meluruskan persepsi kebanyakan orang yang cenderung menafikan keberadaan mereka. Alih alih berdalih mereka harusnya juga bergerak dong bukan malah mengomentari para pengamat.
Maksudte,,,mamake,,,bapake,,,,orang teriak teriak anti ini anti itu,,,tapi gak sadar mereka juga ngelakuin hal yang sama. Yang dalam bahasa gampangnya sih munafik. Sebenernya nggak boleh gitu juga,,,bukan berarti mereka munafik,,mereka cuma khilaf dan gak sadar dengan apa yang sudah mereka lakukan selama ini. Jadi manusia ya beresiko untuk di komentarin dan di tegur, bukan berarti semua yang komentar dan negor itu berniat menjatuhkan kamu dan berdampak buruk buat loe orang. Nah, ini dia yang susah karena memang menyangkut mentalitas yang udah meng akar budaya di belahan dunia manapun. Justru, orang yang paling banyak sukses adalah orang yang rasa ingin tahunya besar dan membuat dia bersikap kritis. Back to the point, keberadaan pengamat dan kritikus itu menurut gw sangat penting, karena dengan adanya mereka kita sadar bahwa setiap langkah kita di amati dan kita sadar bahwa ternyata ada yang perduli pada kita. Entah itu baik atau buruk, kita ambil aja yang baiknya, yang jelek lemparin deh ke laut.
Ya bisa jadi loe orang nanya, ngapain juga gw posting hal gak penting kek gini. Sebenernya sih ini pemanasan aja menjelang pilpres nanti. To be honest, gw gak milih juga. Golput loh gw! Beneran! Jangan di tiru ya, karena bukan gw gak mau berpartisipasi dalam pesta demokrasi dan ikut andil menentukan nasib bangsa. Tapi, ya itu tadi, sebagai warga negara yang baik gw pasti akan dengan senang hati menggunakan hak pilih gw terlepas dari fakta para kandidat yang gak mumpuni. Both of them. Ya, mau di kata apa. Dalam kacamata gw sebagai rakyat jelata, keduanya gagal menarik minat gw. Di kedua kubu juga terlampau panas bertempur dan spekulasi ini itu, isu yang merebak dan sejumlah fakta yang gw dapati sendiri di lapangan yah bikin gw pesimis. Malah bikin tensi ini naik ngeliat komentar saling hujat dan saling serang. Selama gw hidup di dunia, selama itu pula resiko mendapati hal yg tidak sejalan dan bodohnya, kita bangga dengan apa yang telah kita lakukan selama ini.
Jadi, kapasitas gw sebagai penonton yang mengamati, bukan hanya sekedar menonton, tentu banyak hikmah yang bisa di ambil, bukan,,,bukan karena gw sok intelek atau mengaku pintar,,,gw ini menggunakan akal pikiran yang belum tepat sasaran, karena kalo tepat sasaran pasti bagus hasilnya. Jadi ya gw gak mau mengaku pintar karena tidak mau takabur, juga gak mau membodoh bodohi diri sendiri karena rasanya songong sama yang maha kuasa yang sudah menganugerahkan akal pikiran. Gak boleh gitu toh?
Seorang pengamat yang baik, ia pasti memberikan solusi and how it works,,,,kenapa, karena itu ilmu yang harusnya di ajarkan dan di amalkan. Jangan cuma di simpan sendiri. Lihatlah hal positif yang bisa kamu dapatkan. Sementara, gw mungkin masih pengamat KW2,,,yang tergantung mood dalam mengamati sesuatu. Kalo terkesan menggurui, ya biarkan,,,mengajarkan ilmu itu bukan berarti sang guru lebih pintar dari sang murid. Why not,,,? Apapun yang di sampaikan dari guru bukan berarti selalu benar kan, dan sebaliknya, kebenaran dan ilmu itu tidak selalu datang dari seorang guru kan? So,,,lets make this country better. Better than what,,,? of course,,better than before,,,not need to compares with the others. Kalo ada yang salah di koreksi aja ya,,,,cmiiw. Ciao!
No comments:
Post a Comment